1. Republik Demokrat Kongo
Kekeringan, perang saudara, kelaparan dan wabah malaria merupakan krisis kemanusiaan yang terjadi di negara ini. Negara termiskin di dunia ini hanya memiliki pendapatan perkapita sebesar $300 saja. Berbagai krisis dan kemiskinan ini tentu saja akan membuat rakyat dan terutama anak-anak menjadi sangat menderita.
2. Republik Liberia
Eksploitasi berlian yang besar-besaran dengan pembagian yang tidak adil merupakan krisis kemanusiaan di negara ini. Anak-anak menjadi korban penjarahan nasional dan perang sipil pada tahun 1990 yang membawa perekonomian negara ini sangat terpuruk dan memiliki hutang yang melebihi pendapatan perkapitanya. Ironis bila dibayangkan karena negara ini memiliki sumber berlian yang melimpah namun menjadi negara miskin akibat keserakahan para eksploitator.
3. Republik Zimbabwe
Anak-anak Zimbabwe sudah tidak asing lagi dengan kekerasan dan peperangan, karena mereka menjadi korban dari kolonialisme, perang saudara, dan sekarang berlaku peraturan yang panjang dan mengerikan dari Mugabe. Kehadiran "the heavy hand of Mugabe" mengakibatkan kekerasan politik yang telah menjadi kehidupan sehari-hari di bawah pemerintahannya. Anak-anak Zimbabwe menderita lebih dari siapa pun di negara manapun, terkoyak oleh kekerasan politik, kemiskinan, HIV/AIDS dan infrastruktur yang sangat kurang, dan diperburuk oleh kekurangan makanan secara terus-menerus.
4. Kepulauan Solomon
Sistem peradilan yang sangat memprihatinkan terhadap peraturan perlindungan hak asuh dan hak adopsi anak.
5. Republik Somalia
Meningkatnya jumlah anak-anak yang kekurangan gizi secara drastis merupakan krisis kemanusiaan yang paling buruk di negara ini selama 18 tahun terakhir. Kondisi anak-anak di negara tersebut memburuk pada tingkat yang mengkhawatirkan. Angka-angka terbaru menunjukkan proporsi anak-anak kurang gizi telah meningkat menjadi 20 persen sebagai akibat dari kekeringan yang parah, gagal panen, kenaikan harga makanan dan hiperinflasi. Selain itu, eskalasi baru dalam peperangan telah memaksa lebih dari ribuan keluarga pergi dari rumah mereka. Gangguan dan perpindahan mengakibatkan anak-anak kecil beresiko kehilangan keluarga mereka, seringnya terjadi kekacauan membuat mereka rentan terhadap eksploitasi, kekerasan fisik dan seksual. Di dalam pengungsian, anak-anak tinggal dalam keadaan menyedihkan tanpa akses makanan yang cukup, air bersih atau perawatan medis. Jumlah pengungsi di dalam Somalia telah meningkat 40% dalam enam bulan terakhir menjadi lebih dari 1,5 juta orang.
6. Union of the Comoros
Kurangnya pendidikan adalah salah satu alasan yang paling penting bagi gizi buruk di Komoro. Menurut studi yang dilakukan pemerintah empat tahun lalu, lebih dari 42 persen anak usia lima tahun dan di bawah lima tahun menderita kekurangan gizi kronis, dan lebih dari satu dari setiap lima anak-anak menderita gizi buruk. Hanya sebagian kecil ibu yang tinggal di pulau-pulau menyusui bayi mereka. Kadang-kadang para orangtua memberi makan anak-anaknya yang masih berusia enam bulan dengan makanan dari ubi kayu atau pisang yang dimasak, tanpa sadar bahwa putra putri mereka masih terlalu muda untuk mencerna makanan seperti itu.
7. Guinea-Bissau
Tingkat kematian yang paling besar di negara ini disebabkan oleh infeksi HIV/AIDS, terutama tingkat kematian bayi sekitar 108,72 per 1000 bayi yang baru lahir. Menurut beberapa perkiraan 10% dari semua orang dewasa terinfeksi HIV/AIDS, hal ini mendapat perhatian besar dari organisasi-organisasi pemerhati anak seperti SOS Children.
8. Republik Afrika Tengah
Kelaparan, kekeringan dan tingkat kriminalitas yang tinggi merupakan krisis yang dimiliki oleh negara ini.
9. Niger
Di Niger, 50% kematian balita disebabkan oleh malaria, badan kesehatan dunia WHO pun ikut membantu dalam menangani krisis malaria di Niger. Salah satu peranannya dalam mengatasi anak-anak kurang gizi Niger, World Health Organization (WHO) mengirimkan 100.000 pengobatan anti malaria ke negara Afrika barat ini, dimana malaria telah masuk dalam bagian krisis kemanusiaan. Malaria menyebabkan lebih banyak kematian setiap tahun di Niger khususnya anak di bawah usia lima tahun. Krisis yang terjadi di Niger diantaranya adalah kekeringan panjang, serangan belalang besar-besaran pada tahun 2004 yang mengakibatkan gagal panen total sehingga terjadi krisis kelaparan di Niger.
10. Ethiopia
Ethiopia memiliki masalah krisis pangan, diantaranya disebabkan oleh kekeringan yang mematikan, dan meroketnya harga pangan. Mulai dari tanaman gagal panen, hewan yang mati, dan keluarga tidak mampu membeli kebutuhan pokok dasar seperti jagung dan gandum karena harga yang meningkat lebih dari 175% dalam beberapa bulan terakhir. Menurut pemerintah Ethiopia, 75.000 anak balita kurang gizi parah dan akan mati jika mereka tidak menerima perawatan darurat. Beberapa keluarga miskin yang sekarang tidak dapat memberi makan keluarga mereka sama sekali, dengan anak-anak di beberapa daerah yang terkena dampak terburuk berusaha berjuang untuk bertahan hidup pada diet dari rumput liar dan akar.
No comments:
Post a Comment