Olimpiade bukan saja sekadar ajang pertarungan para atlet hebat kelas dunia. Tapi dalam ajang ini, semua orang berlomba untuk melakukan yang terbaik semampu mereka. Tak jarang kalau diantara para atlet tersebut, ada yang sampai mengabaikan kondisi fisiknya hanya untuk meraih medali, tapi ada juga yang mengorbankan medalinya untuk menyelamatkan orang lain.
Dari sepanjang sejarah Olimpiade, tercatat banyak kisah menakjubkan yang dilakukan oleh para atlet dunia.
Berikut ini adalah beberapa peristiwa mengharukan yang terjadi pada Olimpiade dunia.
1. Wilma Rudolph
Dia adalah seorang atlet Afrika-Amerika yang dinyatakan sebagai penderita polio sejak kecil, tapi dia berhasil meraih 3 medali emas dalam Olimpiade di Roma 1960 pada cabang olahraga lari.
2. Derek Redmond
Atlet yang terlalu bersemangat meski sedang mengalami cedera pada lutunya, dia tetap tidak mau menyerah pada sakitnya itu. Hingga pada Olimpiade 1992 di Barcelona, cedera pada lututnya mulai kambuh lagi ketika dia sedang dalam pertandingan lari estafet 400 m, timnya sudah berhasil membuat catatan poin tercepat. Sayangnya, ketika giliran Derek untuk berlari mencapai garis finis dengan jarak tersisa 250 m lagi, lututnya tidak bisa diajak kompromi, akhirnya sang ayah datang membantu Derek hingga sampai ke garis finis.
3. Kerri Strug
Kerri, atlet AS yang mengikuti Olimpiade 1996 dan mengalami cedera pada pergelangan kakinya ketika dia melakukan pendaratan pertama pada cabang olahraga senam. Namun, sang pelatih menaruh harapan besar padanya untuk tetap tampil pada aksi yang kedua. Rasa sakit yang menyerang pergelangan kakinya, tidak dihiraukan, sehingga Kerri meraih poin tertinggi dan tim pesenam AS meraih medali emas.
4. Joannie Rochette
Atlet senam asal Kanada ini mampu memberikan gerakan yang mulus pada cabang olahraga senam ketika dia ikut serta pada Olimpiade 2010. Sebelum dia tampil pada Olimpiade tersebut, dia harus menerima kenyataan atas meninggalnya sang ibu. Kematian ibunya malah dijadikan pemacu semangat sehingga dia berhasil memberikan gerakan terbaik dan mendapat sorakan-tepuk tangan dari para penonton.
5. Lawrence Lemieux
Lawrence rela membiarkan medali emasnya direbut orang lain demi menyelamatkan sesama peserta lomba dayung pada Olimpiade 1988. Lawrence yang sudah berada di posisi kedua, melihat dua orang atlet asal Singapura yang terombang-ambing oleh ombak yang besar. Dia memilih untuk menyelamatkan sesamanya itu daripada melanjutkan pertandingan tersebut. Akibat sportivitas yang ditunjukan, Lawrence tetap dianugerahi juara kedua pada perlombaan dayung perahu.
6. Nadia Comaneci
Dia adalah atlet senam asal Rumania yang terkenal pada Olimpiade 1976. Meski usianya baru 14 tahun, dia berhasil membuat gerakan sempurna sehingga juri memberinya nilai 10. Hal tersebut adalah yang pertama terjadi di sepanjang sejarah.
7. Dan Jansen
Dan Jansen adalah seorang atlet seluncur es asal Amerika Serikat yang sangat dekat dengan adik perempuannya. Kabar meninggalnya sang adik sempat membuat Jansen gagal dalam beberapa kali Olimpiade. Namun, dia tidak menyerah. Pada Olimpiade 1994, dia berhasil menang dan meraih rekor dunia baru dengan catatan waktu selucur tercepat, yaitu 1 menit 12 detik untuk jarak 1000 m.
8. Billy Mills
Dia adalah atlet lari yang memiliki jiwa untuk menang yang sangat tinggi. Meski dia adalah seorang yatim piatu sejak usia 12 tahun, dan hidup bersama dengan neneknya. Meski dia dari keluarga yang tidak berada, tapi Billy menunjukan bahwa kemampuan berlarinya tidak perlu diragukan. Pada Olimpiade Tokyo 1964, tiba-tiba dia melakukan sprint yang membuatnya menang.
9. Bom Pipa di Olimpiade Atlanta
Tanpa dinyana namanya juga tragedi. Dalam perhelatan Olimpiade Musim Panas tepatnya di kota kelahiran pejuang hak asasi manusia Martin Luther King, Atlanta, pernah terjadi ledakan tiga bom pipa.
Tiga bom pipa itu meledak persis di Centennial Park, yaitu taman yang khusus disiapkan sebagai pertanda peringatan 100 tahun Olimpiade. Setidaknya dalam tragedi ini 100 orang harus mengalami luka-luka di lokasi kejadian dan dua orang harus kehilangan nyawanya.
10. Aksi Teroris di Olimpiade Munchen 1972
Bagi Anda yang pernah menyaksikan film yang dibintangi Eric Bana berjudul Munchen dan film dokumenter One Day in September, pastilah sadar tema yang diangkat oleh kedua film itu apa.
Ya, tragedi Olimpiade di Munchen tahun 1972. Peristiwa yang dikenal sebagai Black September ini, setidaknya 11 orang dalam kontingen olimpiade asal Israel harus meregang nyawa oleh para kelompok radikal Palestina
11. Knut Jensen Tewas saat bertanding
Pesepada asal Demark ini tak bakal menyangka bahwa Olimpiade 1960 yang diikuti adalah olimpiade terakhir dalam hidupnya. Di panas teriknya cuaca Roma ketika ia, Knut mendadak jatuh dari sepedanya.
Pertolangan medis diberikan tapi apa lacur nyawa Knut tak bisa diselamatkan beberapa hari kemudian. Dari hasil otopsi, dia tewas lantaran serangan jantung dan ada zat amfetamin di jantungnya.
12. Fransisco Lazaro tewas “kepanasan” saat bertanding
Atlet ini adalah seorang pelari marathon asal portugal, dan entah kenapa di saat dirinya bertanding pada tahun 1912 di Olimpiade Stockholm, Swedia, bukannya lari dan menyentuh garis finish, eh malah ambruk dan meninggal keesokan harinya setelah dirawat. Tubuhnya dilaporkan tak mampu menahan panas 106 derajat saat pertandingan berlangsung.
13. Pemain Denmark tewas di Olimpiade 1960
Naas, apa mau dikata takdir berkata lain kepada delapan pemain sepakbola Denmark ini. Pada 16 Juli 1960 tim sepakbola Denmark ini mengalami kecelakaan penerbangan dengan menggunakan maskapai Zone-Redningskorpset, di Copenhagen.
Itulah kisah menakjubkan dan sekaligus dapat memberikan inspirasi bagi orang lain. Olimpiade bukanlah mengenai kalah atau menang, tapi lebih mengarah pada semangat dan daya juang untuk menjadi yang terbaik. Ini adalah ajang yang bagus untuk mengaktualisasikan diri bagi para atlet yang berpartisipasi di dalamnya.
No comments:
Post a Comment