Wednesday, September 26, 2012

5 Anak dengan Kondisi Langka di Dunia

Setiap orang tua tentu saja selalu mengharapkan yang terbaik bagi buah hatinya. Mendapat momongan yang sempurna dan sehat tanpa cela merupakan dambaan setiap orang. Apalagi anak-anak merupakan salah satu harta yang selalu menjadi kebanggaan para orang tua. Gelak tawa yang renyah dan langkah-langkah kecil mereka adalah sejuta keindahan yang tak terbeli. Menyaksikan mereka lahir dan tumbuh besar dalam kehangatan haribaan orang tua adalah momen-momen terindah bagi siapa pun.
Akan tetapi, terkadang Tuhan memiliki maksud lain saat memberikan anugerahnya, sehingga ada beberapa kasus mengenai kelahiran yang disertai dengan kelainan. Beberapa anak hadir di dunia dengan kondisi-kondisi tertentu yang sangat langka dan di luar kewajaran. Kondisi-kondisi khusus itu terkadang menempatkan sang anak pada situasi membahayakan yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, anak-anak dengan kelainan ini memerlukan perhatian sepenuhnya dari orang-orang yang disayanginya. Tak hanya itu, bagi para orang tua, memiliki anak-anak dengan kondisi khusus memerlukan kebesaran hati dan kesabaran yang luar biasa.
Berikut ini, 5 kondisi langka yang terjadi pada anak-anak di dunia.

1. Gadis Cilik dengan Tiga Ginjal

Sebagai bagian dari sistem ekskresi atau sistem pembuangan, ginjal adalah salah satu organ penting dalam tubuh kita yang berfungsi untuk menyaring kotoran dari darah dan membuangnya bersama dengan urine atau kencing. Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Manusia yang normal memiliki dua organ ginjal yang terletak di bagian kanan dan kiri.
Akan tetapi, seorang gadis cilik asal Singapura mengalami keunikan karena terlahir dengan tiga buah ginjal. Kelainan itu baru diketahui sang ayah ketika mengganti popok Sririta Phikun dan menemukan noda darah. Ketika Sririta dibawa ke rumah sakit, Scan menunjukkan bahwa bocah berusia tiga tahun itu memiliki tiga ginjal.
Kondisi ini sebenarnya terjadi karena komplikasi. Sririta Phikun terlahir dengan skoliosis congenital, di mana tulang belakang biasanya melengkung dan membentuk huruf S. Kondisi ini sering dikaitkan dengan cacat organ lain. Pada usia yang masih sangat muda Sririta sudah melalui sedikitnya lima kali operasi, termasuk operasi untuk memasukkan titanium ke tubuhnya untuk mendukung tulang punggungnya. Ditambah lagi dengan tiga buah ginjal, tentu saja membuat kehidupan Sririta menjadi tidak mudah.
Menurut dokter yang menanganinya, terkadang orang dengan cacat ini tetap asimtomatik atau tanpa gejala, hanya bila kelainan timbul akibat kondisi ini, seperti infeksi atau penyumbatan pada saluran kemih, cacat ini baru bisa ditemukan.

2. Bocah Mungil dengan Telapak Kaki Besar

Seorang bocah perempuan asal Xi’an, Provinsi Shaanxi, Cina, menderita penyakit misterius yang belum terdiagnosis, yang menyebabkan telapak kakinya membesar dengan cepat hingga menyulitkannya saat berjalan. Untuk berjalan saja, gadis berusia tiga tahun ini harus tertatih dan memegang erat tangan neneknya, ukuran telapak kaki Yu Yu bahkan lebih besar dibandingkan dengan telapak kaki orang dewasa.
Kakinya yang besar membuat Yu Yu tidak bisa bergerak lincah untuk bermain dengan teman-temannya, malangnya, keluarga Yu Yu sangatlah miskin. Mereka tak punya biaya untuk mengobati Yuyu. Kakeknya secara perlahan mengumpulkan dana dengan menjual ternak babinya untuk dapat membawa Yu Yu menemui dokter di Beijing dan mencari bantuan untuk kondisi tubuhnya yang mungkin langka.
Yu Yu pernah mendapatkan pemeriksaan melalui sinar-X. Hasil pemeriksaan Sinar-X yang dimiliki keluarga menunjukkan bahwa kaki Yu Yu cacat dan membentuk kurva keluar. Hal itu membuatnya tidak bisa mengenakan alas kaki karena tidak ada sandal atau sepatu yang sesuai dengan ukuran telapak kakinya.

3. Bocah yang Tidak Pernah Tidur dan Tidak Bisa Melihat

Bocah yang menderita penyakit langka lainnya adalah Rico Vicary yang berasal dari Inggris. Ketika berusia dua minggu, Rio didiagnosis menderita angleman’s symdrome, penyakit genetik langka yang membuatnya tidak pernah tidur, tidak bisa berjalan, dan tidak bisa berbicara. Hal itu membuatnya harus menghabiskan sebagian besar hidup di rumah sakit. Meski demikian, wajahnya selalu tampak ceria karena senyuman kerap menungging dari bibirnya. Dengan segala kondisinya, Rio masih berhasil tersenyum lebar setiap hari untuk orangtuanya.
Selain menderita angleman’s syndrome, Rio juga mengalami albino yang telah membuatnya tidak bisa melihat. Meski begitu, ia sangat menyukai cahaya dan menikmati musik. Rio mendapatkan perawatan khusus di Sheffield Children’s Hospital, Inggris.
Rio kini dilengkapi dengan tracheostomy, yaitu tabung yang dimasukkan ke dalam lehernya. Hal ini dilakukan karena ibunya pernah mengalami kejadian yang mengerikan, saat harus mengambil tindakan cepat untuk menyelamatkan nyawa putranya yang tersedak. Tabung juga merupakan benda yang dapat menyelamatkan nyawa Rio karena dia batuk sepanjang waktu. Rio dapat membuat suara, tetapi ia tidak pernah bisa berbicara, karena itulah salah satu gejala dari angleman’s syndrome yang juga mempengaruhi perkembangan intelektual dan menyebabkan gangguan tidur masif.
Anak-anak dengan angleman’s syndrome sering dikenal dengan sebutan malaikat, karena wajahnya selalu ceria meski dengan berbagai kekurangan yang dimilikinya. Kondisi ini terjadi karena gangguan kromosom yang diwariskan dari Ibu dan mempengaruhi satu dari 25.000 anak-anak di dunia. Dengan segala kekurangannya, anak-anak dengan angleman’s syndrome masih bisa memiliki kesehatan umum yang baik dan hidup dengan normal.

4. Bocah Berhidung Badut

Pada september 2008, lahir seorang gadis kecil yang cantik diberi nama Connie Loyd. Namun, putri pasangan Zara Green dan Tom Loyd ini terlahir dengan tanda merah di hidung. Dalam sebulan, tanda tersebut membesar hingga memiliki diameter hampir 4 cm. Dokter spesialis kulit mendiagnosis Connie menderita haemagioma atau tumor jinak yang tak dapat disembuhkan.
Selama dua tahun pertama hidupnya, Connie tumbuh dengan hidung bulat merah seperti badut. Hal itu kerap membuatnya menjadi bahan pergunjingan dan ejekan. Tentu saja Connie sangat sangat malu sehingga ia sering memalingkan wajah ketika orang-orang berkomentar dan menunjuk wajahnya. Beruntung Connie memiliki orangtua yang sangat menyayanginya dan penuh perhatian. Meskipun dokter mendiagnosis tumor di hidung Connie tidak dapat disembukan, tetapi Zara dan Tom tidak menyerah. Walaupun dokter menyatakan bahwa pemotongan tumor itu bisa berakibat fatal yang membuat Connie bisa mengalami pendarahan, kedua orangtuanya tidak mau berpangku tangan.
Mereka kemudian mencari dokter bedah lain agar sang anak terbebas dari rasa minder. Setelah sekian lama berusaha, mereka pun menemukan dokter Hutchion. Pada Maret, dilakukanlah operasi pengangkatan tumor dari hidung Connie dan merekonstruksi kembali hidung bocah itu. Hasilnya, kini Connie memiliki hidung yang sempurna sehingga membuatnya tak perlu lagi merasa malu setengah mati apabila sedang keluar rumah.
Kini Connie dapat menjalani hari-harinya dengan ceria seperti anak-anak yang lain, dan tak perlu lagi harus bersembunyi atau memalingkan wajah. Connie memiliki hidung sempurna seperti hidung sang bunda.

5. Anak yang Dilarang Tertawa

Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya bisa menunjukkan emosi, baik tertawa maupun menangis, tetapi tidak bagi Tina Cleveland. Ibu berusia 42 tahun itu harus menjaga anak balitanya, Holly agar tidak terlalu emosi dan di luar kontrol karena bisa membuat jantungnya berhenti. Menurut dokter, pernah ada kondisi seperti yang dialami Holly. Karena marah dan menderita kejang karena kekurangan suplai darah ke otak. Gejala kejang dan henti napas yang terjadi pada Holly rata-rata satu hingga tiga kali dalam seminggu.
Holly yang berusia dua tahun, mengalami kondisi yang disebut reflex anoxic seizures. Hal ini disebabkan oleh kondisi kurangnya darah dari jantung ke otak. Kesal, nyeri, kelelahan, atau kegembiraan dapat memicu serangan jantung dan menewaskan Holly, ia akan berhenti bernapas selama 20 detik. Sebelum terdiagnosis, Tina memberitahu Holly agar tidak nakal dan menahan napasnya saat sedang tantrum atau mengamuk.
Belum adanya perawatan khusus dan obat untuk Holly. Tina dan suaminya Ray hanya bisa mencegah agar Holly tidak terlalu lelah secara fisik maupun emosi. Karena jika Holly terlalu sedih atau terlalu senang jantungnya bisa berhenti tiba-tiba. Padahal menurut Tina, tangis dan tawa adalah dua hal yang sering dilakukan balita pada fase awal hidupnya.

No comments:

Post a Comment