Bahasa merupakan sebuah produk budaya yang bertujuan untuk mempermudah manusia dalam memeroleh keinginannya secara sederhana dan jelas. Namun saat ini para ahli yang disebutkan di bawah, merasakan bahwa bahasa yang digunakan sekarang secara umum belum memuaskan, memadai, mewakili dan bahkan menjadikan penyampaian sebuah ide menjadi lebih rumit. Berdasar keterangan Ludovski Zamenhof, sebaiknya bahasa yang digunakan itu lebih sederhana dan netral sehingga dapat meredam terjadinya kesalah-pahaman sesama penduduk dunia. Berikut adalah 5 temuan linguistik (kebahasaan) dengan segala tujuan yang ingin dicapai oleh para pembuatnya:
1. Lingua Ignota
Lingua ignota merupakan bahasa ciptaan manusia yang dikenal untuk kali pertama, diciptakan oleh seorang biarawan Jerman, Hildegard dari Bingen, pada abad 12. Lingua ignota bermakna “lidah asing” (unknown tongue), dan kemungkinan digunakan sebagai bahasa rahasia oleh Hildegard dan teman-teman biarawatinya. Walaupun bahasa ini ditujukan secara khusus dan dibiarkan samar. Hildegard adalah seorang komposer, dan kata-kata tersebut selalu digunakan dalam komposisi musiknya. Ia mewariskan kosakata sebanyak 1000 kata, yang semuanya kebanyakan digunakan di dalam ranah bahasa religi dan medis.
2. Laadan
Seorang Profesor Linguistik, Dr Suzette haden, menciptakan Laadan sebagai salah alat untuk menguji hipotesa Sapir-Whorf; dalam kasus ini, ia menguji sebuah pemikiran bahwa bahasa manusia tidak begitu memadai ataupun mewakili ekspresi yang diinginkan oleh kaum perempuan. Bahasa Laadan didesain untuk memperbolehkan manusia mengekspresikan keinginannya ketika menggunakan bahasa Inggris yang disertai dengan gerak tubuh (bahasa tubuh) ataupun nada suara.
Laadan juga mengandung beberapa cara untuk melukiskan sebuah gerak emosi: ada beberapa nama yang terpisah untuk sebuah emosi yang mengartikan”kebahagian untuk sebuah alasan yang baik” dan satu lagi yang berarti “kebahagian tanpa alasan”, dan sebuah kata tunggal untuk mengekspresikan perasaan “saya marah untuk sebuah alasan namun tidak ada yang dapat dilakukan untuk menggambarkannya”.
3. Enochian (Enosian)
Bahasa yang muncul di abad 16 dalam sebuah buku serial yang dibuat oleh ahli astrologi John Dee dan peramal Edward Kelley. Berdasarkan keterangan yang diungkapkan oleh Dee, Enochian merupakan bahasa yang digunakan oleh Tuhan untuk menciptakan dunia, yang secara besar-besaran “diserahkan” kepada manusia, sehingga terbentuklah Injil berbahasa Ibrani, Kitab Perjanjian Lama. Beruntung bagi Dee dan Kelly, mereka diajari bahasa oleh malaikat. Enochian juga mempunyai susunan huruf menyerupai alfabet, yang dituliskan Dee dan Kelly di dalam bukunya mengenai praktik sihirnya/supranatural.
Skeptis modern menunjukkan bahwa Enochian dari segi tata bahasa lebih banyak memiliki persamaan dengan bahasa Inggris dibandingkan bahasa Ibrani. Namun, bahasa tersebut menjadi popular lagi di abad ke-20, dan itu masih digunakan oleh beberapa okultis (kegiatan supranatural) hari ini.
4. E-Prima
Bahasa yang dikonstruksi untuk sebuah pandangan filosofis, E-Prima merupakan versi sederhana dalam penggunaan bahasa Inggris, yang melarang digunakannya semua bentuk kata kerja “to be” (is,was,were, dan seterusnya). Berdasarkan keterangan Alfred Korzybski, yang memperkenalkan di dalam bukunya, ‘Science and Sanity’, E-prima dapat digunakan untuk memperuncing pemikiran kritis dan menjadikan ide terbaca lebih jelas lagi. Contoh, dalam bahasa E-Prima seseorang tidak dapat mengucapkan ‘This is an awful movie’ namun frase tersebut seharusnya “ I dislike this movie’. ‘You’re wrong’ kemungkinan menjadi,’I disagree with you’. Karena hal tersebut mempermudah bagi pembicara dan pendengar untuk membedakan antara pendapat dan fakta.
Dari segi lainnya, E-Prima menjadikan sebuah huruf menjadi lebih berarti seperti dalam frase,’This is a flower’ menjadi ‘English speakers call this a flower.’ Hingga saat ini, E-Prima tetap popular namun digunakan sebagai penanda kejelasan dan ketegasan mengenai sebuah pemikiran yang menarik. (Catatan: E-Prima, English-Prime, dalam bahasa Indonesia berarti bahasa Inggris-Unggul)
5. Esperanto
Esperanto merupakan salah satu bahasa internasional yang sukses hingga saat ini, dengan lebih dari dua juta penutur di seluruh dunia. Bahasa ini ditemukan di abad 19 oleh seorang dokter berkebangsaan Polandia, Ludovik Zamenhof, yang menginginkan peperangan antar etnis diakhiri dengan cara menggunakan bahasa yang sama. Tujuan Zamenhof adalah menjadikan bahasa menjadi lebih mudah dipelajari dan netral secara politik.
Esperanto memeroleh ketenaran setelah Perang Dunia I berakhir, namun ini tidak berlaku di Polandia selama Perang Dunia II, dalam berbagai asosiasi telah diperkenalkan, termasuk ke kancah Liga Bangsa-Bangsa (sekarang PBB), namun tetap tidak bertahan dari perang. Saat ini, hal terdekat yang kita miliki mengenai bahasa internasional sesuai dengan impian Zamenhof, adalah yang tidak sederhana, dan tidak netral, bahasa Inggris.
No comments:
Post a Comment